Jumat, 18 Februari 2011

Rayuan Pulau Kelapa

Ketika ku melihat video ini sungguh trenyuh, kenapa! sekelompok warga Belanda menyanyikan lagu 'Rayuan Pulau Kelapa' karya Ismail Marzuki dengan versi bahasa Belanda berjudul 'Indonesië, Ik Hou van Jou' begitu mengilhami. Ya begitu mendalam mereka meresapi lagu itu ketika mengalunkannya.

Syair :

Anneke Grönloh – Indonesië, ik hou van jou
Oh Indonesië mijn geboorteland Oh Indonesia tanah kelahiranku
Het mooiste eiland daar de zon heet brandt Pulau terindah di mana matahari panas membakar
Het zoete fruit, de rijpe doerian Buah yang manis, durian yang masak
Krontjong muziek en zachte gamelan Musik keroncong dan gamelan yang lembut
Het warme land waar ik zoveel van hou Negara hangat yang sangat kucintai
Ik zing dit lied zo graag allen voor jou Kunyanyikan lagu ini dengan sukaria untukmu
Omdat ik dan ‘n beetje bij je bent Karena aku lantas merasa sedikit bersamamu
En zo mijzelf verwend Dan aku begitu dimanjakan sendiri
Ref:
Alles wat ik weet en nooit meer vergeet Semua yang kutahu dan tak pernah kulupakan
Indonesia, ik hou van jou Indonesia, aku cinta kepadamu
Mijn geboorteland, prachtig palmenland Tanah kelahiranku, pulau kelapa yang menakjubkan
Indonesia, ik hou van jou Indonesia, aku cinta kepadamu
De blijde mensen en hun stille kracht Orang-orang yang riang dan damai
De rijke sawahs met hun groene pracht Sawah yang kaya dan hijau megah
Waar de melati bloem het mooiste bloeit Dimana melati memekarkan bunga yang paling indah
En waar de klapperboom het snelste groeit Dan di mana kelapa sawit tumbuh paling cepat
Zoals de tjitjaks lachen aan de wand Seperti cicak-cicak tertawa di dinding
Zo ben ik trots op mijn geboorteland Jadi aku bangga dengan tanah kelahiranku
Jij blijft voor altijd als ik jou verzing Engkau tinggal selamanya bila kubernyanyi untukmu
In mijn herinnering Dalam kenanganku

Ketika saya sekolah dulu kalau mendengar lagu ini sungguh senang. Ini adalah salah satu lagu nasional favorit saya. Saat saya menyanyi lagu ini terasa sekali suasananya. Apalagi ketika saya jauh dari tanah kelahiranku, tanah yang kucinta.

Tapi jika dibandingkan dengan anak-anak sekarang, sangat jauh. Bahkan bisa-bisa 80% tidak bisa menyanyikan lagu 'Rayuan Pulau Kepala' ini, apalagi lagu-lagu yang lain. Sungguh merana sekali, lagu-lagu nasional bukan lagi menjadi tuan di negeri sendiri.